Sabtu, 16 Februari 2013

Bakti Sosial (2013) =)


heii heii..
aku ingin berbagi cerita disini.
cerita tentang pengalaman pertamaku, dengan pasien pertamaku.
yaa! PASIEN pertamaku!
aku mempunyai pasien!
meskipun disaat aku masih menjadi mahasiswa kedokteran semester 1 =)

cerita itu berawal dari sini...

Hari itu tepat satu minggu setelah UAS selesai dilaksanakan,
yaitu pada tanggal 26 Januari.
Dan hari itu, BEM Fakultasku mengadakan sebuah acara Bakti Sosial (Baksos) di sebuah desa di Surabaya.
Istimewanya, Bakti Sosial itu diadakan khusus untuk angkatan 2012.
Ya ! angkatanku !

dan apa kalian tahu, tahun ini adalah tahun pertama BEM melaksanakan Bakti Sosial khusus untuk Maba (Oh, jangan bertanya kenapa kami sampai saat ini pun masih dipanggil sebagai Maba alias Mahasiswa Baru).
pesertanya pun terbatas.
hanya yang lebih dulu mendaftar untuk berpartisipasilah yang bisa ikut serta dalam acara Bakti Sosial yang diadakan BEM ini.
Karena biasanya setiap tahun BEM melaksanakan Bakti Sosial khusus untuk angkatan Semester 3 dan Bakti Sosial itu WAJIB diikuti oleh seluruh mahasiswa Semester 3.
Karena *katanya* sertifikat yang didapatkan dari acara itu adalah salah satu PERSYARATAN Yudisium.
dan tentu saja kami TIDAK AKAN bisa YUDISIUM tanpa sertifikat itu. =_=

dan karena itulah, aku menjadi sangat EXCITED banget begitu BEM mengumumkan tentang acara itu.
bagaimana tidak, aku dengar BAKSOS angkatan (semester 3) yang dilakukan tiap tahun itu terkenal HORROR, MENYERAMKAN, dan MENAKUTKAN.
semua kemampuan kami di uji disana.
mulai dari kemampuan Anamnesis.
Diagnosa.
Tensi.
Nadi.
Temperatur.
RR.
bahkan mental kami pun di uji.

kami akan diperlakukan dengan sangat tidak terhormat disana.
di DEPAN pasien pula.
karena disitulah mental kami diuji, apakah kami siap atau tidak menjadi seorang Dokter.

itu lah salah satu alasan kenapa aku SANGAT ingin berpartisipasi dalam acara itu.
selain untuk mengumpulkan pengalaman, aku juga ingin mendapatkan pandangan terlebih dahulu, seperti apa sih Baksos BEM itu.
dan aku juga bisa mengukur sejauh mana batas kemampuanku saat itu, dan apa kelemahan yang masih terdapat padaku.
dan setelah itu, baru aku akan meningkatkan lagi dan meminimalisir kesalahan yang kubuat menjadi sedikit mungkin pada saat Baksos angkatan (Semester 3) nanti.

okay, back to the story.

Pagi itu kami dikumpulkan di Loby kampus, lengkap dengan segala macam peralatan individu maupun kelompok yang HARUS kami bawa.
dan jujur saja, saat itu aku lagi dalam keadaan yang sangat sangat sangat tidak fit.
ya, aku SAKIT.
tepat di hari penting itu.
entah lah, aku sudah merasakannya sejak sehari sebelum acara dimulai.
badanku sunggu tidak enak.
lelah.
tidak nafsu makan.
dan aku, selalu merasa kedinginan, bahkan ketika kakak perempuanku mengeluh "panas banget ya."

malam sebelum hari H pun aku tidak bisa tidur.
padahal kami diharuskan kumpul jam 05.30 WIB. bayangkan, sesubuh itu, tapi aku hingga jam 2 pagi pun masih terjaga.
tidak ngantuk sama sekali.
namun tubuhku serasa abis di lindes truk.
sakit semua.
hingga akhirnya aku tertidur setengah jam kemudian.
namun karna tidurku sama sekali tidak nyaman, aku terbangun 1 jam kemudian.
Hei, ini masih jam 03.30.
masih terlalu cepat untuk bersiap-siap.
masih terlalu subuh untuk mandi.
dan, heii..
kenapa badanku sakit sekali rasanya.
seperti remuk.
dan..
oh tidak, kepalaku terasa berputar begitu aku mencoba untuk duduk.
ada apa dengan kepalaku.
namun setelah itu aku berusaha untuk berdiri, dan meraih air minumku, agar pusing di kepalaku dapat berangsur berkurang.
namun apa yang terjadi ketika aku berdiri?
ya.
seketika perutku seperti dikocok-kocok.
aku mual.
dadaku terasa sesak.
dengan cepat aku langsung mengurungkan niatku untuk minum dan bergegas menuju kamar mandi.
dan ya.
aku muntah.
semua makanan (emang aku ada makan apa?)
dan air yang awalnya ada di dalam perutku memberontak minta dikeluarkan.
aku muntah hingga tenggorokanku terasa sangat perih.
sakit.
dan hal itu berhasil membuat air mataku menetes.
Ya Allah, ada apa denganku. kenapa harus di hari penting ini?
begitulah pikirku pada saat itu.

bagaimana tidak, hari yang sangat-sangat aku tunggu, kenapa dihari itu aku harus sakit?
tapi cepat-cepat aku menghilangkan pikiran-pikiran jelek itu.
tidak.
aku tidak sakit.
sama sekali tidak sakit.
aku tidak apa-apa.
aku baik-baik saja.
=)

setelah jam menunjukkan pukul setengah 6, aku kemudian bergegas mendatangi kamar teman satu kosku, yang juga mengikuti Baksos sama sepertiku, Dewi.
kami lalu segera berangkat ke kampus sambil berjalan kaki.
ya, karena selain kampus sangat dekat dengan kosku. juga karna sesampai disana kami akan bepergian dengan bus kota.

well, sesampainya di bus, aku sengaja mencari tempat duduk paling depan dan dekat jendela.
karna aku paling tidak bisa duduk di tengah maupun di belakang dan jauh dari jendela dalam keadaan dan kondisi seperti itu.
ya, aku hanya ingin meminimalisir kemungkinan-kemungkinan terjelek yang akan terjadi.

dan yaa, setelah hampir 1 jam perjalanan, kami sampai di sebuah desa di Surabaya.
heran karena di kota besar suraba ternyata masih memiliki desa?
ya, awalny aku juga heran. tapi ketika sampai disana, sungguh aku sangat menyukai suasananya.
hamparan ladang sawah yang luas, pepohonan yang masih rindang di mana-mana, dan suasana perkampungan yang mengingatkanku akan masa kecilku.. =)

ketika sampai disana, bus berhenti di sebuah balai desa yang telah dihiasi berbagai macam spanduk "Selamat Datang" untuk kami dari penduduk desa. di balai desa itu juga sudah banyak kursi-kursi disusun rapi, dan beberapa meja yang tertata rapi di beberapa sudut. ah, itu pasti meja dimana kami nanti akan melakukan Anamnesis (pemeriksaan).

kami lalu di minta untuk berkumpul lengkap dengan menggunakan jas laboratorium, dan mengalungkan Stetoskop di leher kami (uwaah, jadi merasa seperti the Real Doctor aja =D).
setelah melakukan briefing beberapa menit, akhirnya kami di absen dan menunggu giliran kami untuk melayani pasien.
well, sangking banyaknya 'dokter' pada saat itu, jadiny harus mengantri untuk mendapatkan pasien.
hihi.
lucu sekali.
tapi tidak apa lah, meskipun dalam keadaanku sendiri sedang tidak fit seperti ini, cukup dijalani saja =)

dan tiba saatnya ketika namaku dipanggil.
dengan sigap aku berdiri.
dan, you know what?
jantungku berdebar!
ya! berdebar!
karna aku akan segera bertemu dengan pasien pertamaku!
oh tidak, bagaimana kalau aku melakukan suatu kesalahan? bagaimana kalau aku salah mendiagnosa? bagaimana..bagaimana..bagaimana..
seniorku lalu segera memberikanku secarik kertas yang membuat pikiran-pikiran anehku buyar seketika.
oh, kertas anamnesis. okee.
aku  kemudian mempelajarinya sejenak.
mengingat-ingat ktika waktu masih belajar dengan dosen pembimbingku dalam urusan Skill Lab.
well, kurang lebih seperti ini lah kertas anamnesisku..




setelah menerima kertas anamnesis itu, aku masuk ke dalam balai.
dan sesampainya disana, seniorku kemudian menyuruhku untuk duduk di kursi anamnesis yang telah kosong.
setelah itu seorang ibu-ibu paruh baya kemudian duduk di kursi di depan meja anamnesisku.

dan semuanya terjadi begitu saja.
seketika, sakit itu..
rasa sakit itu..
yang telah ku rasakan bahkan sejak sehari sebelum baksos dimulai..
seketika rasa sakit itu menghilang.
dan dalam sekejap, semangat itu timbul.
perasaan hangat yang kudapat ketika melihat ibu itu, membuat rasa mual, pusing, dan segala macamnya pergi dan menghilang entah kemana.
dan seketika seulas senyum muncul di bibirku.
aku pun memulai melakukan anamnesis dengan ibu itu.
di awali dengan perkenalan terlebih dahulu, lalu ku tanyakan mengenai keluhan ibu itu.
ibu itu kemudian menceritakan tentang keluhan-keluhannya dan tentang semua penyakit yang pernah ia dapat.
dan ya, setelah selesai melakukan anamnesis, aku kemudian menuntun ibu itu untuk bertemu dengan dokter kami. (tentu saja kami memerlukan THE REAL DOCTOR disana) hehe.
dan lagi-lagi, sedikitpun tidak ada ku rasakan sakit yang telah kurasakan sejak hari kemarin itu.
Ya Allah, ini kah keajaiban itu?

dan ketika dokter sedang sibuk memeriksa ulang ibu itu, jujur saja..
lagi-lagi jantungku berdegup kencang.
oh tidak.
bagaimana ini kalau aku salah mendiagnosa?
dan tiba-tiba saja dokter tersebut menanyakan beberapa hal padaku mengenai penyakit ibu itu.
well, beliau sepertinya sedang menilaiku.
dan Alhamdulillah, aku bisa menjawab pertanyaan dokter tersebut dengan baik.
dan Alhamdulillah juga, aku tidak salah mendiagnosa. ^^

setelah dokter selesai memeriksa ulang, kemudian beliau memberikan resep obat untuk ibu itu padaku.
setelah itu aku kembali menuntun ibu itu untuk mendapatkan obatnya.
apa kalian tahu?
hari itu, saat itu, aku yang masih belum mengerti banyak tentang dunia kesehatan, tentang dunia kedokteran..
ibu itu telah mempercayakan dirinya padaku.
beliau terus mengikutiku, beliau menceritakan semua keluhan padaku.
dan yang lebih membuatku merasa terharu, beliau selalu mendengarkanku berbicara dengan seksama, kemudia tersenyum menatapku.

setelah memberikan obat kepada ibu itu, aku kemudian menjelaskan perlahan-lahan tentang obat-obat itu.
mulai dari obat apa itu, dan bagaimana cara mengkonsumsinya.
dan ya, lagi-lagi beliau mendengarkanku seksama.
kalian tahu setelah itu?
beliau kemudian mencium kedua pipiku, mengucapkan terima kasih..
dan beliau berkata, "Semoga jadi dokter yang baik ya, nak."
kata-kata itu, kata-kata sederhana itu, mampu membuat luluh hatiku.


beliau, adalah pasien pertamaku.
beliaulah yang pertama kali mengajarkanku seperti apa rasanya mengobati seseorang.
bagaimana rasanya berhadapan dengan pasien.
dan bagaimana keajaiban itu datang.
semua itu, ada karena aku bertemu dengan beliau.

ya, pertemuan yang singkat, namun sangat sangat sangat berharga dan berkesan jauh di dasar lubuk hatiku.
ingin sekali rasanya aku bertemu ibu itu, menciumnya, dan mengucapkan rasa terima kasihku yang sebesar-besarnya, karna telah memperlihatkanku akan sebuah keajaiban..

ibu, sehat-sehat disana ya..
terima kasih untuk semuanya..
semua yang telah ibu ajarkan, yang telah ibu berikan..
dan atas doa itu..
terima kasih..
=')



kebahagiaan seorang pasien yang ditangani adalah suntikkan semangat bagi seorang dokter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar