Jumat, 08 Agustus 2014

ceritaku =)

aku ingin bercerita.
ini tentang diriku, dan pengalaman hidupku selama beberapa tahun terakhir. lebih tepatnya, 5 tahun yang lalu, saat pertama kalinya aku menjadi seorang siswa SMA.

aku, adalah seorang gadis yang bisa terbilang tomboy. sejak masih kecil, bahkan sejak sebelum bersekolah, teman-temanku kebanyakan adalah laki-laki.
memanjat pohon.
main sepak bola.
main layangan.
kabur ke hutan.
menjelajahi pantai, dsb.
semua itu adalah kegiatanku sedari kecil bersama teman-teman laki-lakiku.
dan semua itu terus berlanjut bahkan hingga aku SMP. kebanyakan temanku adalah laki-laki. meskipun aku sudah mulai memiliki banyak teman perempuan.
tetapi sifatku masih sama, seperti anak laki-laki.
semua kegiatan yang ku ikuti tidak ada yang berbau perempuan satupun.
basket.
voli.
lari.
lompat jauh.
ya, itulah aku. yang tidak bisa lepas dengan olahraga. aku tidak menyukai hal-hal yang berbau feminime. aku membenci pink. aku tidak bisa berponi. pakaianku tidak pernah rapi selayaknya anakk perempuan seharusnya. bicaraku nyaring dan kasar. aku bahkan terkenal galak di kalangan teman SMPku.

tetapi, setelah aku mulai memasuki kehidupan SMA, perlahan semua berubah.
SMA yang aku masuki adalah SMAN 2 Balikpapan. sebuah sekolah negeri yang mewajibkan bagi siswinya yang beragama Islam untuk mengenakan khimar (kerudung/penutup kepala).

aku yang pada saat itu belum mengenakan khimar, meremehkan peraturan itu. entah berapa kali guru menegurku setiap di kelas, agar aku segera mengenakan khimar. tetapi aku tidak bergeming. aku hanya mengiyakan tetapi tidak mengenakannya. ya, senakal itu lah aku, dulu.

hingga akhirnya suatu hari, hatiku tiba-tiba saja ingin agar aku mengenakan khimar. entah apa yang terjadi saat itu. aku merasa, saat itu seperti bukan aku. seperti orang lain.
dan sejak hari itu lah, aku mengenakan khimar, hingga sekarang (Alhamdulillah), dan in sya Allah untuk seterusnya.

semenjak perubahan kecil itu, aku merasakan ada yang berbeda dari diriku. perlahan lisda yang apabila berbicara selalu nyaring dan kasar, mulai berubah.
aku mulai tidak banyak berbicara.
aku mulai mengecilkan suaraku.
aku mulai mengontrol setiap emosi yang ku keluarkan.
aku berhenti bermain basket.
aku berteman lebih banyak dengan perempuan.
aku mulai membatasi diri dengan anak laki-laki.
aku lebih sering membalas sesuatu dengan tersenyum.
hingga akhirnya, seseorang yang telah lama mengenalku berkata, "kamu berubah ya sekarang. jadi lebih feminime."
dan itu adalah untuk pertama kalinya aku menyadari perubahan itu.
aku? berubah? feminime? bagaimana bisa?
tapi entah kenapa, saat itu hatiku menjadi tenang dan sejuk ketika mendengar itu.

ya, aku memang berubah, perlahan. tapi, cara berpakaianku masih seperti biasa.
khimar, baju lengan panjang, dan celana jeans.
aku tidak pernah lepas dari celana jeans.
rok yang kumiliki, hanyalah rok seragam sekolahku.
mamaku, sudah beberapa kali membelikanku rok, tetapi tidak pernah aku pakai.
dan sebaliknya, aku mengoleksi banyak celana jeans. berbagai macam celana jeans aku punya.
karena saat itu aku benar-benar tidak bisa lepas dari benda satu itu.

hingga akhirnya, lagi-lagi perasaan aneh itu muncul.
tepat saat pertama kalinya aku menjadi seorang mahasiswa.

aku ingin berubah

entah apa yang sebenarnya tengah terjadi padaku.
aku terus menerus merasakan itu dari waktu ke waktu.
dan saat ini, aku ingin menanggalkan celana jeansku, dan menggantinya dengan rok.

banyak yang bertanya-tanya pada saat aku memutuskan untuk berhenti menggunakan celana.
karena mereka tahu, saat itu aku baru saja membeli beberapa celana jeans dengan bervariasi warna sekaligus. ya, aku memang mengoleksi celana jeans. dan karena itulah mereka bingung dan juga heran, apa yang sebenarnya aku pikirkan, dan apa yang terjadi padaku.
bahkan, ada satu pengalaman yang tidak akan pernah aku lupakan hingga kapanpun.

saat itu, aku sedang mengikuti kegiatan kampus tahunanku, yaitu Baksos Angkatan. dan salah satu peraturan yang diterapkan panitia adalah, dimana semua mahasiswi wajib mengenakan celana.
tetapi apa yang ku lakukan?
aku tetap dengan komitmenku, dan aku tetap mengenakan rok pada saat itu.
apa kalian tahu apa yang terjadi padaku saat itu?
semua mata memandangku.
bukan, bukan pandangan kagum ataupun pandangan yang mendukungku.
tetapi pandangan aneh. pandangan yang bertanya-tanya, "apa-apaan anak ini?"
mereka semua memandangku seraya mengernyitkan dahi.
meremehkan.
mencibir.
dan sebagai macamnya.
tetapi aku tidak peduli.

"ini komitmenku, dengan Tuhanku. tidak boleh ada satupun yang menghalangiku."

itulah yang terus aku katakan didalam kepalaku.
berusaha menenangkan hatiku yang terus bergemuruh hebat.
berusaha menghilangkan tremor pada kedua tanganku.
dan berusaha untuk tetap membalas mereka semua dengan senyuman.
senyuman kebanggaan.

dan kali ini, lagi-lagi perasaan ini kembali muncul untuk yang kesekian kalinya.
tetapi kali ini, tidak semudah hal-hal sebelumnya.
butuh waktu setengah tahun lebih (lebih dari 6 bulan), agar aku bisa merealisasikan apa yang ada di benak dan hatiku. karena aku tahu, dengan melakukan hal ini, akan banyak perjuangan yang sia-sia. akan banyak hal-hal yang harus dikorbankan.
tetapi, dalam waktu lebih dari 6 bulan, hatiku menjadi semakin siap, dan mantab.
Allah sudah memberikanku kekuatan yang sangat besar, hingga akhirnya aku berani untuk melakukannya.

aku ingin berpisah

 3.5 tahun.
itu adalah waktu yang tidak sebentar.
selama itu pula, banyak hal yang terjadi padaku dan dia.
banyak yang kami lalui bersama.
susah, senang, kami selalu lewati bersama.
banyak rintangan-rintangan yang membuat kami hampir beberapa kali berpisah.
meskipun pada akhirnya kami bertahan.
banyak air mata dan tawa yang tercipta dalam waktu 3.5 tahun itu.
banyak cerita dan kenangan yang terbentuk.
karna itulah, membuatku berat, bahkan sangat berat untuk mengambil keputusan itu.
ya, aku ingin berpisah.
tidak. kalian salah kalau berfikir aku sudah tidak lagi menyayanginya.
aku menyayanginya.
sangat.
meskipun sempat beberapa kali hatiku membeku.
tetapi perasaan itu tidak pernah benar-benar hilang.
dan saat ini?
hatiku sangat dipenuhi olehnya.
ya, aku sangat mmenyayangi dia.

tetapi, hati dan perasaan ini bukanlah milikku.
ini semua adalah milik Allah.
tanpa izin dan restu dariNya, aku tidak akan pernah bisa merasakan sayang yang sedalam ini pada seorang laki-laki.
karenaNya pula lah, perasaan ini bisa hilang dan timbul dalam sekejap.
ya, hanya Allah lah yang mampu membolak balikkan perasaan hambanya.
jika Ia tidak berkehendak, sekeras apapun kau mencoba dan berusaha, tidak akan pernah bisa berhasil.
dan aku yakin, Allah lebih ahli dalam menjaga perasaan ini hingga bertahun-tahun mendatang.
dan hatiku pun yakin, Allah mengetahui apa yang terbaik untukku.
dan satu hal yang membuatku akhirnya berani dan bertekad untuk keukeh mengambil keputusan ini adalah, karena aku tahu Allah itu Maha Adil.

"Barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang ditinggalkannya."

hanya dengan satu kalimat itu, kepercayaan diriku terasa utuh.
hanya dengan satu kalimat itu, keyakinan ini menjadi sangat besar.
hanya dengan satu kalimat itu, ketakutan didalam hati ini perlahan sirna.

dan akhirnya, kami benar-benar berpisah.

hingga saat ini, hubungan kami masih baik.
kami memutuskan untuk menjadi sahabat.
dan satu hal yang membuatku bahagia, dia akhirnya memutuskan untuk memperdalam ilmu Agama setelah berpisah dariku.
dia, memiliki pemikiran yang sama denganku.
dia tidak ingin berpacaran lagi.
dia ingin mendekatkan diri dengan Allah.
dia ingin memperbaiki diri.
dia ingin menjadi sosok yang pantas dimata Allah.

aku bahagia, dia adalah orang yang mudah memahami dan mengerti isi hatiku.
dan aku pun berharap, Allah juga terus menunjukkan cahayaNya pada dia. pada kami.

saat ini, aku ingin berubah. terus berubah menjadi sosok yang lebih baik.
tidak ada lagi berpacaran dalam kamus kehidupanku.
aku ingin menjalani kehidupanku dengan sebagaimana mestinya seorang Muslim.
aku ingin merubah semuanya dengan perlahan.

mungkin semua terdengar konyol.
bahkan mungkin ada yang berfikir bahwa ini hanyalah musiman.
tetapi in sya Allah, ini tidak hanya musiman, tetapi terus hingga tahun-tahun kedepannya.

ya Allah, hanya satu pintaku, janganlah berhenti memberikan hidayahMu padaku. jangan berhenti menerangi jalanku menuju surgaMu. terus raih tanganku, tuntunlah aku, meski dalam kegelapan, terus berikan petunjukMu agar aku tidak kembali tersesat dan menjauh dariMu. sudah terlalu banyak tanda-tanda yang Kau berikan padaku, menunjukkan betapa rindunya diriMu padaku, betapa sayangnya diriMu padaku.

karena itu, teruslah sayangi aku, hingga saatnya nanti Engkau memanggilku pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar